Yakuza adalah sebuah organisasi gangster yang sangat terkenal di negeri Sakura Jepang. Setiap anggota gangster telah didoktrin untuk selalu setia kepada bos mereka. Oleh sebab itu, jika ada anggota Gank yang melakukan kesalahan atau gagal dalam tugas, maka sebagai konsekuensinya harus melakukan ‘Ritual Potong Jari’.
Bagi orang awam, ritual potong jari yang dilakukan oleh anggota Yakuza ini tentu sangat mengerikan. Tak terbayang betapa sakitnya sebab dilakukan tanpa menggunakan obat bius apapun.

Tentang Ritual Potong Jari
Memotong jari tangan sendiri, mulai dari ruas pada jari kelingking dikenal dengan Yubitsume yaitu tindakan hukuman kepada anggota Yakuza Jepang, untuk untuk menebus kesalahan yang telah mereka lakukan.
baca juga : Alat Musik Tradisional Jepang yang bikin penasaran
20 Alat Musik Tradisional Jepang yang Sangat Membuat Penasaran
Ritual ini sekaligus sebagai bentuk permintaan maaf dari anggota kepada Bos, karena merasa telah melakukan kesalahan atau gagal dalam menjalankan tugas yang diberikan. Selain itu juga memberi dampak untuk meningkatkan keterikatan dan kesetiaan terhadap organisasi dan tetap bersatu.
Fenomena Yubitsume sesungguhnya berasal dari masa lalu, yaitu untuk menghukum para penjudi yang tidak bisa membayar kerugiannya. ‘Bakuto’, pasukan yang dianggap sebagai cikal bakal Yakuza, memotong jari mereka untuk membayar utangnya.
Mengapa Jari kelingking kiri dulu yang dipotong?
Dalam ilmu pedang Jepang, jari kelingking di tangan kiri membantu memegang senjata dengan kuat. Saat jari kelingking dipotong, kemampuan bertarung seseorang akan sangat berkurang. Yakuza menerapkan metode hukuman ini untuk melemahkan pelanggar. Yubitsume membuat mereka bergantung pada organisasi dan menjadi lebih setia.
Pelaksanaan Potong Jari
Yubitsume adalah ritual dengan banyak langkah spesifik. Pelaku harus meletakkan tangan menghadap ke bawah di atas handuk dengan kain bersih. Mereka menggunakan Tantō, sebuah pedang pendek yang sangat tajam, untuk memotong jari mereka sendiri. Mereka harus membungkus jari mereka dengan sepotong kain dan menyerahkannya kepada bos mereka, pemimpin geng, sebelum membalut lukanya.

Jika seseorang membuat banyak kesalahan, dia harus memotong buku jarinya satu per satu. Jika jari kelingking di tangan kiri diamputasi seluruhnya, dia harus memotong buku jari kelingking di tangan kanan. Orang yang langsung mengatur pelaku juga harus melakukan ritual yang sama.
Selain makna hukuman, Yubitsume menunjukkan pertobatan pelaku. Dalam beberapa kasus, geng melakukan ritual ini dengan orang yang dikeluarkan dari organisasi.
Menurut sebuah survei oleh pemerintah Jepang, 45% anggota yakuza modern memiliki jari yang dipotong dan 15% tangannya diamputasi dua kali atau lebih.
Namun demikian, Yakuza modern hanya melakukan Yubitsume karena keterpaksaan. Menurut polisi Jepang, ada juga orang menggunakan anestesi untuk menghilangkan rasa sakit, sementara yang lain pergi ke rumah sakit untuk menyambungkan kembali jari yang putus setelah menunjukkannya kepada atasan mereka.
Anggota Yakuza bisa menggunakan uang untuk menebus kesalahan-kesalahan kecil. Namun bagi yang melakukan pelanggaran berat, dapat dikeluarkan secara permanen dari organisasi.