Telaga Wurung di Magetan Jawa Timur ini sudah terlanjur terkenal dengan mitos ‘putus cinta’. Entah sejak kapan mitos ini mulai merebak, namun yang pasti Telaga Wurung ini sangat sulit dikembangkan sebagai destinasi wisata, meski sudah diupayakan secara maksimal oleh Pemda setempat. Apa sebabnya?

Mitos ‘Putus Cinta’ di Telaga Wurung
Jika anda sedang berada di perjalanan menuju ke Telaga Sarangan, beberapa saat sebelum sampai, tepatnya di sebelah kiri jalan, anda akan melewati lokasi sebuah danau kecil yang sangat populer dengan nama ‘Telaga Wurung’.
Pemandangan di sekitar telaga Wurung Magetan ini sesungguhnya juga tak kalah indah jika dibandingkan dengan telaga lainnya. namun oleh karena sudah terlanjur tersebar mitos ‘putus’ cinta’ maka telaga ini hingga sekarang tampak sepi, walau di hari libur sekalipun.
Masyarakat sekitar percaya bahwa jika ada sepasang kekasih yang datang untuk berpacaran di area Telaga Wurung Magetan, maka tak lama kemudian mereka akan mengalami ‘wurung’ dalam menjalin hubungan asmara.
‘Wurung‘ dalam bahasa Jawa, persamaan katanya adalah ‘ora sida‘ yang mana berarti ‘tidak jadi‘ atau ‘batal‘.
Bagi pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih, tentu merasa ngeri dengan kata ‘wurung‘ ini. Jangankan untuk datang ke lokasi, baru mendengar mitosnya saja, mereka tak ada yang berani untuk datang berkunjung.
Tak hanya itu, mitos ‘wurung’ ini juga bisa diartikan secara luas mencakup hubungan pernikahan, pertemanan/ keluarga bahkan bisnis. Sehingga dengan demikian, dampaknya bukan hanya terjadi pada pasangan yang sedang berpacaran, namun juga membuat khawatir bagi pasangan suami istri yang telah membina rumah tangga.
Jangan-jangan setelah berkunjung ke telaga ini, rumah tangga mereka akan berantakan dan berakhir dengan perceraian. Demikian juga dalam hubungan bisnis, mengajak teman atau partner bisnis untuk berkunjung ke telaga inipun juga dipercaya akan mengakibatkan ‘pecah kongsi’.
Ganti Nama Menjadi ‘Telaga Wahyu’
Terlepas dari benar atau tidaknya mitos ‘putus cinta’, pemerintah Kabupaten Magetan terus berupaya begaiamana caranya untuk menjadikan telaga ini sebagai obyek wisata alternatif selain Telaga Sarangan.
Terkait dengan mitos ‘putus cinta’, Pemda setempat mencoba untuk mengganti nama menjadi ‘Telaga Wahyu’. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesan negatif terkait nama ‘wurung’ tersebut. Dengan adanya penggantian nama menjadi ‘Telaga Wahyu’ maka diharapkan akan memupus mitos ‘putus cinta’ dikalangan masyarakat sekitar.
Namun apa yang terjadi kemudian? Mungkin karena sudah terlalu lama terkenal dengan mitos tersebut dan sudah terlanjur menjadi bahan pembicaraan dari mulut ke mulut, dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, maka meskipun telaga sudah berganti nama, tetapi keberadaan mitos tersebut hampir tidak mungkin bisa dihilangkan dari pandangan masyarakat, khususnya yang berada di Jawa Timur.

Sekilas Tentang Obyek Wisata Telaga Wurung
Telaga Wurung atau Telaga Wahyu ini sesungguhnya sangat berpotensi sebagai destinasi wisata tirta/air di kabupaten Magetan. Untuk menuju ke lokasi wisata air ini, tidak jauh dari lokasi Telaga Sarangan, yaitu sekitar 2 km arah timur Telaga Sarangan tepatnya berada di Desa Ngerong, Kec. Plaosan
Jika anda mengawali perjalanan dari kota Magetan, maka beberapa menit sebelum sampai ke Telaga Sarangan, anda dapat menyaksikan keberadaan Telaga Wurung Magetan yang memiliki luas area sekitar 10 hektar dan kedalaman telaga hingga 16 meter.
Telaga kecil nan indah ini juga ditebar benih berbagai macam jenis ikan, agar dapat menjadi obyek pemancingan bagi pengunjung yang punya hobi memancing.

Becak Air
Di telaga ini, anda bisa menyewa becak air untuk berselancar di telaga. Keberadaan becak air ini sebelumnya berasal dari lokasi Telaga Sarangan yang mulai tidak laku akibat tergeser oleh persewaan kapal motor. Oleh sebab itu, becak air kemudian dipindahkan ke Telaga Wurung dengan harapan bisa laku.
Jalur Perjalanan
Untuk menuju ke area Telaga Wurung, yaitu dari Kota Magetan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum atau pribadi ke arah barat sejauh skitar 16 kilometer, yaitu memasuki Kec. Plaosan. Anda akan melewati jalan beraspal yang halus namun berkelok-kelok dan banyak jalan tanjakan dan turunan yang curam.
Di sebelah kanan dan kiri jalan, sesekali dapat anda saksikan area sawah yang terbentang hijau dan hutan pinus yang rindang dengan udara sejuk di sepanjang perjalanan.
Baca juga : Wisata di Tepi Laut Malang
Jika anda menggunakan transportasi umum, dari Terminal Magetan dapat menumpang kendaraan Colt dengan tarif Rp. 15.000.
Jalur alternatif dapat ditempuh melalui Kab. Karangaanyar, Jawa Tengah. Memang lokasi Telaga Wurung Maetan berada di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur yaitu di lereng Gunung Lawu, dan terdapat jalan tembus.
Jika anda berkunjung ke tempat wisata ini, tidak ditarik retribusi, karena Pemerintah setempat memang sedang mempromosikan lokasi ini agar ramai dikunjungi wisatawan, terutama yang gemar memancing.